Powered by Blogger.

Mau bertanya, sesat selamaya lamanya

Ini Pilihan, Mau bertanya apa mau sesat selamaya lamanya.


Ilustrasi
Mungkin ada momen-momen kehidupan yang akhirnya kita menyesali karena gara-gara tidak mau bertanya !

Apa kalian  masih ingat diwaktu masih duduk di bangku SD pernah mengalami hal yang seperti ini.
apakah kalianpernah terkena penyakit typhus cukup lamasingga kalian tidak bisa mengikuti mata pelajaran. Ada satu pokok bahasan yang saya lewatkan ada pada waktu itu dan untuk selanjutnya kalian pernah kesulitan, yaitu penulisan aksara jawa dalam bidang studi bahasa daerah ( Jawa). di waktu kalian masuk pasti tidak  bertanya pada guru sekelas kalian, sehingga kalian pernah merasakan akibatnya karena kebingungan di waktu kalian menulis aksara Jawa.

Mungkin kalian pernah mengalami momon yang yang sama. Yaa mungkin saja kita sempat menyesal karean tidak mau bertanya alamat atau nomer hp seseorang yang kita kenal di perjalanan atau kebetulan saja bisa jumpa Di mal. Taupun pada situasi lain mungkin kita terlambat datang kestasiun ataupun bandara hanya gara-gara kita tidak menghubungi ataupun menelepon untuk menayakan jadwal keberangkatan, ataupun kita lebih remeh lagi, kita terpaksa berkeliling selama satu jam di sebuah kompleks sebuah perumahan mencari-cari alamat seseorang hanya kareana kita malu bertanya! Masih ingat kata-kata pepatah seperti ini, malu bertanya sesat di jalan, kalau pepatah penulis ( Akilimeng), Malu bertanya, Ya jalan-jalan, hahahahaha ^_^V.

Itu kalau Sola arah jalan, Tapi kalau sola lain yang lebih serius: malu bertanya sesata selama-lamanya! Supaya tidak tersesat marilah kita belajar cara bertanya mungkin di antara kalian yang berkomentar,'Aaah bertanya saja harus pakek belajar segala1,' Sungguh bertanya harus membutuhkan kecerdasan, kalau tidak kita malah makin tersesat, Coba simak kecerdasan Abu Nawas dalam mengajuka sebuah pertanyaan dalam kisah berikut ini.

Teman-teman Abu Nawas Merencakan mengadakan suatu perjalanan wisata ke hutan. Tetapi tanpa keikutsertaan Abu Nawas dalam perjalan akan terasa membosakan sehingga mereka mengajaknya untuk ikut serta Abu Nawas tidak keberatan.

Mereka berangkat dengan mengendarai keledai masing-masing sambil bercengkraman. Tidak terasa mereka telah menempuh hampir setengah perjalanan. Kini mereka telah sampai di pertigaan jalan yang jauh dari perumahan penduduk. Akhirnya mereka berhenti karena ragu-rag. Yang mereka tau kdeua jalan tersebut memeng menuju hutan yang di huni hewan-hewan buas yang justru akan membahayakan jiwa mereka.

Abu Nawas hanya bisa menyarakan untuk tidak meneruskan perjalan karean apabila salah pilih maka mereka semua akan mereka semua tidak akan pernah kembali lagi. Bukanya lebih bijaksana bila kita meninggalkan sesuatu yang meragukan? Tetapi dari salahsatunya dari mereka tiba-tiba berkata,'Aku mempunyai dua orang sahabat yang tinggal dekat semak-semak sebelah sana. Mereka adalah soaudara kembar. Tidak ada seorangpun yang bisa membedakan keduanya karena rupa mereka begitu mirip. Yang satu selalu berkata jujur sedangkan yang lainya selalu berbicara bohong. Dan mereka ialah orang-orang yang aneh karena mereka hanya mau menjawab satu pertanyaan saja,'

'Apakah engkau mengenali salah satunya dari mereka? tanyai Abu Nawas.

'Tidak,' jawab teman Abu Nawas sigkat.
'baiklah kalau begitu, kita beristirahat sejenak,' usul Abu Nawas.

Abu Nawas makan daging dengan madu bersama teman-temannya.

Setelah makan mereka berangkat menuju kerumah yang di huni dua orang kembar bersaudara. Setelah pintu dibuka, keluarlah lah dari seorang dari dua orang kembar bersaoudara itu.

'Maaf, aku sangat sibuk hari ini,Engkau hanya bisa mengajuka satu pertanyaan saja. Tidak boleh lebih,' Katanya, Kemudian Abu Nawas menghapiri orang itu dan berbisik. Orang itupun menjawab dengan cara berbisik pula kepada Abu Nawas, Abu Nawas mengucapkan terima kasih dan segera mohon diri.

'Hutan yang kita tuju melewati hutan jalan sebelah kanan,'kata Abu Nawas hebat kepada teman-temanya.'bagaimana kau bisa memutuskan harus menempuh jalan sebelah kanan? Sedangkan kita tidak tau apa yang orang tanya itu orang yang selalu berkata benar atau yang selalu berkata bohong?'tanya dari salah seorang dari mereka.

'Karena orang yang kutanya menunjukkan jalan yang sebelah kiri,'kata Abu Nawas.

Karena masih belum paham juga, maka Abu Nawas menjelaskan.'Tadi aku bertanya: Apa yang di katakan saudaramu bila aku bertanya jalan mana yang menuju hutan yang indah? 'Bila jalan itu yang benar sebelahkanan dan bila orang itu kebetulan yang bila selalu berkata benar maka ia akan menjawab: Jalan sebelah kiri, karean ia tau saoudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri karena saudara kembarnya selalau berbohong. Bila orang itu kebetulan berkata bohong, maka ia akan menjawab: jalan sebelah kiri, karena ia tau soaudara kembarnya akan mengatakan jalan sebelah kiri karena soaudara kembarnya selalu berkata benar.

Nah..,apa anda bisa secerdik Abu Nawas jika meng hadapi situasi serupa? Olaeh karena itu, Mari kita bersama-sama mempelajarinya,

Terima kasih sobat-sobat pengunjung dan pembacca postingan ini ^_^V

Baca ini juga:

No comments: